" Assalamu'alaikum Warahmatullahiwabarakaatuh "

Minggu, 26 Juni 2011

TIPU DAYA IBLIS (SETAN)

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh

InnalhamdaliLlah, nahmaduHu wa nastaghfiruHu, wa na’udzubiLlahi min syururi anfusina, wa min sayyi-ati a’malina. Man yahdihiLlahu fala mudhiLlalahu, wa man yudhlil fa la hadiyalahu. Asyhadu allaa ilaaha illaLlahu wahdaHu laa syarikalaHu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduHu wa rasuluHu –shallallahu ‘alayhi wa sallam-.

Awal mula dari setan yang senengnya nggak seneng melihat manusia taat pada Allah SWT adalh kesombongn si setan (iblis) ini, ketika di suruh oleh Allah SWT untuk sujud kepada nabi Adam AS. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam QS. 07 _11-12 :
Yang artinya : 11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud. 12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah"

Disinilah keliatan sekali bagaimana sombongnya si iblis ini. Alasan iblis merupakan sesuatu hal yang lebih besar daripada dosanya, seakan­akan iblis membangkang —tidak mau taat— karena tidak ada perintah yang menganjurkan seseorang yang memiliki keutamaan bersujud kepada orang yang lebih rendah keutamaannya daripada yang diperintah. Seakan­akan iblis la natulfah mengatakan, "Saya lebih baik daripadanya, maka mengapa Engkau perintahkan saya untuk bersujud kepadanya?"
Kemudian iblis mengatakan, dikatakan dirinya lebih baik karena ia diciptakan dari api, sedangkan api itu lebih baik daripada apa yang diciptakan­Nya dari tanah liat. Iblis yang laknat dalam alasannya mengacu kepada asal unsur kejadian, tidak mengacu kepada kemuliaan yang besar yang ada pada diri Adam. Yaitu Allah menciptakan Adam dengan tangan kekuasaan­Nya sendiri dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh (ciptaan)­Nya.

Karena kesombongannya itu maka ia di usir dari surga, firman Allah SWT QS. 07 _13-15 :
Yang artinya : 13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina". 14. iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[**] sampai waktu mereka dibangkitkan". 15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh."
[**] Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.

Karena kedurhakaan dan kesombongannya terhadap perintah Allah SWT dan pembangkangannya yang menyimpang dari jalan ketaatan kepada Allah SWT, maka tidak layak baginya berada di dalam surga.
Dalam keadaan hina dina lagi direndahkan, sebagai perlakuan kebalikan dari apa yang diyakini iblis, dan sebagai pembalasan dari pengakuannya, yaitu dengan menimpakan kebalikannya. Maka saat itu iblis yang laknat menyadari dirinya dimurkai Tuhan, lalu ia meminta masa tangguh sampai hari kiamat, melalui perkataannya:Allah mengabulkan permintaan iblis karena di dalamnya terkandung hikmah, keinginan, dan kehendak Allah yang tidak dapat ditentang, tidak dapat dicegah, serta tidak ada akibat bagi keputusan hukum­Nya, dan Dia Mahacepat perhitungan­Nya.

Allah Swt. menceritakan bahwa setelah Dia memberikan masa tangguh kepada iblis sampai hari mereka dibangkitkan, dan setelah iblis terikat dengan janji itu, maka mulailah ia bersikap ingkar dan melampiaskan dendamnya. Untuk itu ia berkata:
“ iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus_QS.07_16 ”

Jelas disini iblis ingin menyesatkan anak cucu nabi Adam as, agar tidak menuruti perintah-perintah dari Allah SWT, tapi sebaliknya yaitu melanggar apa-apa yang di larang oleh Allah SWT, sehingga kelak sama-sama menghuni neraka. Si iblis ini akan menggoda manusia dengan segala cara dan segala penjuru, firman Allah SWT dalam QS.07_17:
Yang artinya : kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Disinilah tipu daya setan terhadap manusia melalui 4 penjuru :

1. Dari muka (depan)
Maksudnya adalah setan akan meragukan terhadap urusan akherat yang kekal. Jika manusia sudah lalai akan akherat maka manusia akan menggunakan segala cara untuk menggapai kebahagiaan dunianya tanpa peduli terhadap kehidupan akheratnya kelak. Padahal kehidupan akherat itu lebih baik daripada kehidupan dunia, firman Allah SWT, dlam QS.87_17
 Yang artinya : sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Firman Allah SWT :
Yang artinya : dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi_QS.28_77

2. Dari belakang
Manusia dibikin cinta mati sama dunianya, dan merasa memiliki secara mutlak apa-apa yang manusia miliki.
Lalu setan menghiasinya dengan hiasan yang indah dan menganjurkan mereka untuk memakainya.
Firman Allah SWT dalam QS.03_14-15
Yang artinya : 14. dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternakdan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). 15. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.

3. Dari kanan
Maksudnya yakni dari arah kebaikan­kebaikan mereka, lalu setan menghalang­halangi mereka dari kebaikan­kebaikan itu.
Semisal : pemahaman agama kita di kaburkan, sehingga kita tanpa sadar berbuat syirik, bid’ah, dll. Maka sebaiknya kita selalui berdoa kepada Allah SWT agar di tambah pengetahuan agama kita (bisa kita liat di “Do’a Khatam Al Quran)

4. Dari kiri
Maksudnya agar manusia cenderung selalu berbuat maksiat dan kejahatan , setan menghiasi kejahatan dan kemaksiatan hingga menjadi tampak indah, kemudian menyeru mereka untuk mengerjakannya dan memerintahkan mereka untuk melakukannya kemaksiatan dan kejahatan tersebut .


Demikianlah setan mendatangi dan menggoda manusia dari segala penjuru.
Akan tetapi iblis tidak berani menggoda manusia melalui atas, karena rahmat Allah SWT diturunkan kepada manusia dari atas mereka.Dan iblis tidak akan mampu menghalang-halangi antara manusia dan rahmat Allah SWT.
Iblis juga tidak bisa dating dari bawah karena disitulah tempat sujud manusia.
Maka dari itu agar kita bisa terhindar dari godaan iblis maka perbanyaklah berdoa dan bersujud (shalat).

Wallahu A’lam

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi saya dan keluarga dan para pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Dikutib dari ceramah ta’lim mingguan tgl 15 juni 2011
Oleh : Ust. Sunardi
di Mushola Istiqomah, RT 07/021 Taman Raya Bekasi, Tambun

Baca selengkapnya Agus-Suryanto: Juni 2011

Rabu, 01 Juni 2011

AMAL ITU TERGANTUNG NIATNYA


عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab r.a, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
[Diriwayatkan 2 orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) & Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi dalam ke2 kitabnya yang tershahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]

Hadits ini salah satu pokok penting ajaran islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’I berkata : “Hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu.” Begitu pula kata imam Baihaqi dll. Hal itu karena perbuatan manusia terdiri dari niat didalam hati, ucapan dan tindakan. Sedangkan niat merupakan salah satu dari tiga bagian itu. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i, “Hadits ini mencakup 70 bab fiqih”, sejumlah Ulama’ mengatakan hadits ini mencakup sepertiga ajaran islam.
Hadits ini dibanding hadits-hadits yang lain adalah hadits yang sangat terkenal, tetapi dilihat dari sumber sanadnya, hadits ini adalah hadits ahad, karena hanya diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dari Umar hanya diriwayatkan oleh ‘Alqamah bin Abi Waqash, kemudian hanya diriwayatkan oleh Muhammad bin Ibrahim At Taimi, dan selanjutnya hanya diriwayatkan oleh Yahya bin Sa’id Al Anshari, kemudian barulah menjadi terkenal pada perawi selanjutnya. Lebih dari 200 orang rawi yang meriwayatkan dari Yahya bin Sa’id dan kebanyakan mereka adalah para Imam.

Pertama : Kata “Innamaa” bermakna “hanya/pengecualian” , yaitu menetapkan sesuatu yang disebut dan mengingkari selain yang disebut itu. Kata “hanya” tersebut terkadang dimaksudkan sebagai pengecualian secara mutlak dan terkadang dimaksudkan sebagai pengecualian yang terbatas. Untuk membedakan antara dua pengertian ini dapat diketahui dari susunan kalimatnya.
Misalnya, kalimat pada firman Allah dalam (QS. Ar-Ra’d : 7)
Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.
Kalimat ini secara sepintas menyatakan bahwa tugas Nabi SAW hanyalah menyampaikan ancaman dari Allah, tidak mempunyai tugas-tugas lain. Padahal sebenarnya beliau mempunyai banyak sekali tugas, seperti menyampaikan kabar gembira dan lain sebagainya. Seperti pada firman Allah dalam  (QS Muhammad : 36)  :
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala keppadamu dan Dia tidak akan memint harta-hartamu.
Kalimat ini (wallahu a’lam) menunjukkan pembatasan berkenaan dengan akibat atau dampaknya, apabila dikaitkan dengan hakikat kehidupan dunia, maka kehidupan dapat menjadi wahana berbuat kebaikan. Maka abila disebutkan kata “hanya” dalam suatu kalimat, hendaklah diperhatikan betul pengertian yang dimaksudkan.
Pada Hadits ini, kalimat “Segala amal hanya menurut niatnya” yang dimaksud dengan amal disini adalah semua amal yang dibenarkan syari’at, sehingga setiap amal yang dibenarkan syari’at tanpa niat maka tidak berarti apa-apa menurut agama islam. Tentang sabda Rasulullah, “semua amal itu tergantung niatnya” ada perbedaan pendapat para ulama tentang maksud kalimat tersebut. Sebagian memahami niat sebagai syarat sehingga amal tidak sah tanpa niat, sebagian yang lain memahami niat sebagai penyempurna sehingga amal itu akan sempurna apabila ada niat.

Kedua : Kalimat “Dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya”Khathabi menjelaskan kalimat ini menunjukkan pengertian yang berbeda dari sebelumnya. Yaitu menegaskan sah tidaknya amal bergantung niatnya. Syaikh Muhyidin An-Nawawi menerangkan niat  menjadi syarat sahnya amal. Sehingga seseorang yang meng-qadha sholat tanpa niat maka tidak sah Sholatnya, walahu a’lam

Ketiga : Kalimat “Dan Barang siapa berhijrah kepada Allah dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya” menurut penetapan ahli bahasa Arab, bahwa kalimat syarat dan jawabnya, begitu pula mubtada’ (subyek) dan khabar (predikatnya) haruslah berbeda, sedangkan di kalimat ini sama. Karena itu kalimat syarat bermakna niat atau maksud baik secara bahasa atau syari’at, maksudnya barangsiapa berhijrah dengan niat karena Allah dan Rosul-Nya maka akan mendapat pahala dari hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya.
Hadits ini memang muncul karena adanya seorang lelaki yang ikut hijrah dari Makkah ke Madinah untuk mengawini perempuan bernama Ummu Qais. Dia berhijrah tidak untuk mendapatkan pahala hijrah karena itu ia dijuluki Muhajir Ummu Qais (Orang hijrah karena Ummu Qais).. Wallahu a’lam

Pelajaran yang terdapat dalam Hadits  :
Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
Pelaksanaan niat dilakukan di awal ibadah dan tempatnya di hati. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi
niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
Niat dapat membedakan antara ibadah dan  kebiasaan/rutinitas.
Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Di kutib dari Hadits  Arba_iina  An-Nawawiyah
Baca selengkapnya Agus-Suryanto: Juni 2011